Salah satu materi
pembelajaran yang paling menyenangkan bagi saya di perkuliahan Akfar Theresiana
Semarang adalah praktikum Farmakoterapi. Praktikum Farmakoterapi saya dapatkan
di Semester 3 ini . Mengapa sangat menyenangkan bagi saya? karena disini saya
telah belajar meneliti efektivitas dari berbagai macam obat dan mekanisme obat
di dalam tubuh kita hingga dapat memberikan efek. Percobaan ini diujikan
melalui hewan uji yaitu mencit. Selain itu kita disini dituntut untuk terampil
dalam memperlakukan hewan uji mulai dari penimbangan mencit, penandaan pada mencit,
menghitung dosis obat, membuat larutan stok obat yang akan diberikan baik melalui per oral, peritoneal, maupun
subcutan.
Seperti kebanyakan
praktikum farmasi lainnya, praktikum ini selalu diawali dengan tes awal/ pretest,
dimana kita harus dapat menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan apa yang
akan di praktikumkan pada waktu itu. Sehingga, menuntut kita untuk mengetahui
terlebih dahulu apa yang akan di praktikumkan dan memahami tujuan dilakukannya
praktikum tersebut.
Menurut saya, percobaan yang paling menarik dari keseluruhan percobaan yang ada dalam praktikum ini adalah pada materi TONIKUM. Dimana kita akan mengetahui efektivitas obat-obat tonikum yang diberikan pada mencit. Percobaan ini menggunakan metode Natatory Exhaustion yang prinsipnya dengan membandingkan waktu lelah mencit ketika direnangkan dalam tangki air sebelum dan setelah diberikannya obat tonikum tersebut.
Tadinya saya belum bisa
membayangkan bagaimana mencit itu berenang. Dari praktikum ini saya menjadi
tahu ternyata mencit bisa berenang lebih lincah dari pada kita lho... hehe. Ini
yang membuat praktikum ini menjadi terasa seru dan menyenangkan.
Langkah kerja yang
pertama, mencit dipuasakan ± 8 jam sebelum praktikum, kemudian mencit direnangkan dalam tangki yang berisi air
hangat bersamaan dengan dihidupkannya stopwatch,
stopwatch dimatikan ketika mencit
sudah mulai berhenti berenang, dan dicatat sebagai waktu lelah mencit.
Jangan lupa, setelah
mencit dikeluarkan dari tangki air kita mempersiapkan tissue untuk mengeringkan
mencit agar tidak kedinginan.
Setelah itu mencit
diistirahatkan kurang lebih 30 menit, setelah 30 menit berlalu, mencit diberikan
larutan obat tonikum seperti kafein, vit b1, vit b6, vit b12, namun pada
praktikum ini hanya menggunakan obat kafein. Kemudian didiamkan selama 30 menit,
dan setelah 30 menit, mencit direnangkan kembali bersamaan dengan dihidupkannya
stopwatch, dan dimatikan ketika mencit mulai berhenti berenang dan dicatat
kembali sebagai waktu lelah mencit.
Setelah itu, kita
melakukan analisa data. Hasil yang baik seharusnya waktu lelah yang lebih
panjang ditunjukkan pada hewan uji yang sudah diberikan obat daripada yang sebelum
diberikan obat. Karena mekanisme obat tonikum sendiri adalah meningkatkan
aktivasi noradrenalin/ norepinephrine
yang dapat merangsang aktivitas saraf simpatis seperti menstimulasi perbaikan
sel-sel tonus otot, meningkatkan denyut jantung, menigkatkan sirkulasi darah
sehingga dapat memacu aktivitas mencit tersebut.
Masih penasaran kann??
Hehe..
Sebenarnya masih banyak
lagi yang bisa saya ceritakan mengenai praktikum Farmakoterapi ini. Namun,
karena keterbatasan waktu, sharingnya
sampai disini dulu ya! Akan menjadi
suatu pengetahuan sekaligus pengalaman yang menyenangkan saat mengalaminya
sendiri lohh.
Selamat mencoba =)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar