Jumat, 10 November 2017

Praktikum Farmakoterapi Akfar Theresiana Semarang



Salah satu materi pembelajaran yang paling menyenangkan bagi saya di perkuliahan Akfar Theresiana Semarang adalah praktikum Farmakoterapi. Praktikum Farmakoterapi saya dapatkan di Semester 3 ini . Mengapa sangat menyenangkan bagi saya? karena disini saya telah belajar meneliti efektivitas dari berbagai macam obat dan mekanisme obat di dalam tubuh kita hingga dapat memberikan efek. Percobaan ini diujikan melalui hewan uji yaitu mencit. Selain itu kita disini dituntut untuk terampil dalam memperlakukan hewan uji mulai dari penimbangan mencit, penandaan pada mencit, menghitung dosis obat, membuat larutan stok obat yang akan diberikan  baik melalui per oral, peritoneal, maupun subcutan.

Seperti kebanyakan praktikum farmasi lainnya, praktikum ini selalu diawali dengan tes awal/ pretest, dimana kita harus dapat menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan apa yang akan di praktikumkan pada waktu itu. Sehingga, menuntut kita untuk mengetahui terlebih dahulu apa yang akan di praktikumkan dan memahami tujuan dilakukannya praktikum tersebut.

Menurut saya, percobaan yang paling menarik dari keseluruhan percobaan yang ada dalam praktikum ini adalah pada materi TONIKUM. Dimana kita akan mengetahui efektivitas obat-obat tonikum yang diberikan pada mencit. Percobaan ini menggunakan metode Natatory Exhaustion yang prinsipnya dengan membandingkan waktu lelah mencit ketika direnangkan dalam tangki air sebelum dan setelah diberikannya obat tonikum tersebut.

Tadinya saya belum bisa membayangkan bagaimana mencit itu berenang. Dari praktikum ini saya menjadi tahu ternyata mencit bisa berenang lebih lincah dari pada kita lho... hehe. Ini yang membuat praktikum ini menjadi terasa seru dan menyenangkan.

Langkah kerja yang pertama, mencit dipuasakan ± 8 jam sebelum praktikum, kemudian mencit direnangkan dalam tangki yang berisi air hangat bersamaan dengan dihidupkannya stopwatch, stopwatch dimatikan ketika mencit sudah mulai berhenti berenang, dan dicatat sebagai waktu lelah mencit.

Jangan lupa, setelah mencit dikeluarkan dari tangki air kita mempersiapkan tissue untuk mengeringkan mencit agar tidak kedinginan.

Setelah itu mencit diistirahatkan kurang lebih 30 menit, setelah 30 menit berlalu, mencit diberikan larutan obat tonikum seperti kafein, vit b1, vit b6, vit b12, namun pada praktikum ini hanya menggunakan obat kafein. Kemudian didiamkan selama 30 menit, dan setelah 30 menit, mencit direnangkan kembali bersamaan dengan dihidupkannya stopwatch, dan dimatikan ketika mencit mulai berhenti berenang dan dicatat kembali sebagai waktu lelah mencit.

Setelah itu, kita melakukan analisa data. Hasil yang baik seharusnya waktu lelah yang lebih panjang ditunjukkan pada hewan uji yang sudah diberikan obat daripada yang sebelum diberikan obat. Karena mekanisme obat tonikum sendiri adalah meningkatkan aktivasi noradrenalin/ norepinephrine yang dapat merangsang aktivitas saraf simpatis seperti menstimulasi perbaikan sel-sel tonus otot, meningkatkan denyut jantung, menigkatkan sirkulasi darah sehingga dapat memacu aktivitas mencit tersebut.

Masih penasaran kann?? Hehe..
Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa saya ceritakan mengenai praktikum Farmakoterapi ini. Namun, karena keterbatasan waktu, sharingnya sampai disini dulu  ya! Akan menjadi suatu pengetahuan sekaligus pengalaman yang menyenangkan saat mengalaminya sendiri lohh.
Selamat mencoba =)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar