Kamis, 30 November 2017




PROSEDUR PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) SEBELUM REKONSTITUSI OBAT KEMOTERAPI



Halo Pharmacist Zone Lovers.... kali ini saya akan review sedikit mengenai tugas  Praktikum K3 di Akfar Theresiana pada Semester 2 lalu. Saya beserta kelompok saya mendapatkan tugas untuk membuat video K3, pada kesempatan itu saya beserta kelompok memilih tema "Cara Rekonstitusi Obat Kemoterapi Sesuai Dengan Standart K3". Namun disini yang akan saya tekankan adalah cara pemakaian APD sebelum proses rekonstitusi tersebut. Bagaimana sih urutan langkah-langkah pemakaian APD yang benar dan apa sajakah APD yang akan kita gunakan sebelum proses rekonstitusi obat kemoterapi tersebut??
Disini kita harus menyediakan APD sebagai berikut :
a)      Baju pelindung / gown pelindung
·         Pakaian terdiri dari pakaian dalam  dan  pakaian luar
·         Pakaian Pelindung (pakaian luar) harus terbuat dari material yang tidak  melepaskan debu dan serat.
·         Bahan yang digunakan tidak tembus oleh cairan
·         Pakaian pelindung dibuat lengan panjang dengan  manset elastik pada tangan dan kaki.
b)      Topi pelindung
Tutup kepala harus dapat menutupi rambut sekeliling agar tidak ada partikel kotoran yang dapat mengkontaminasi sediaan.
c)      Masker
Harus dapat melindungi masuknya bahan kimia ke dalam mulut dan hidung
d)     Sarung tangan
·         Sarung tangan yang digunakan double dan terbuat dari bahan latex untuk melindungi jika terkena tusukan dan harus menutupi manset baju. 
·         Sarung tangan yang dipakai harus bebas dari bedak, untuk menghindari  partikel tersebut masuk ke dalam vial.
·         Sarung tangan yang robek harus segera diganti
e)      Sepatu pelindung
Terbuat dari bahan yang tidak tembus benda tajam. Tutup kaki digunakan sampai menutup manset baju dalam
f)       Kacamata pelindung/ safety gogles : untuk melindungi mata dari masuknya bahan kimia.
g)      Clemek plastik/ apron : untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia 
Urutan langkah-langkah kita menggunakan APD adalah:
1.      Petugas hendaklah  mencuci tangan dan  lengan hingga siku tangan dengan larutan desinfektan  (yang setiap minggu diganti). Kaki hendaklah  dicuci dengan  sabun dan  air dan kemudian dibasuh dengan larutan desinfektan.
2.      Tangan dan  lengan dikeringkan dengan pengering tangan listrik otomatis.
3.       Petugas memakai sepasang pakaian steril.
4.      Petugas memakai sepatu  pelindung/ penutup kaki. Penutup kaki hendaklah menyelubungi seluruh kaki dan ujung kaki.
5.       Petugas memakai sarung tangan non steril sebagai sarung tangan pertama. Sarung tangan dibasahi dengan  alkohol 70 % atau larutan desinfektan.
6.       Petugas memakai clemek plastik/ apron.
7.      Petugas memakai baju pelindung/ gown pelindung. Ujung lengan baju hendaklah diselipkan ke dalam sarung tangan.
8.      Petugas memakai sarung tangan steril sebagai sarung tangan kedua.
9.      Petugas memakai kedua masker (masker standar, dan masker N95).
10.  Petugas memakai nurse cup dan topi pelindung.
11.  Petugas memakai kacamata pelidung/ safety gogles.
12.  Petugas siap memasuki ruang handling sitostatika.
13.  Setiap selesai bekerja dan meninggalkan ruangan steril petugas melepaskan sarung tangan dan meletakkannya pada wadah yang ditentukan untuk itu dan mengganti pakaian sebelum keluar dengan urutan yang berlawanan ketika memasuki ruangan steril.
Sedangkan prosedur melepaskan APD adalah sebagai berikut :
1.    Melepaskan sarung tangan luar
·      Tempatkan jari-jari sarung tangan pada bagian luar manset.
·      Angkat bagian sarung tangan luar dengan menariknya ke arah telapak tangan. Jari-jari sarung tangan luar tidak boleh menyentuh sarung tangan dalam ataupun kulit.
·      Ulangi prosedur dengan tangan lainnya.
·      Angkat sarung tangan luar sehingga ujung-ujung jari berada di bagian dalam sarung tangan.
·      Pegang sarung tangan yang diangkat dari dalam sampai seluruhnya terangkat.
·      Buang sarung tangan tersebut kedalam kantong tertutup.
2.    Melepaskan baju pelindung
·      Buka ikatan baju pelindung.
·      Tarik keluar dari bahu dan lipat sehingga bagian luar terletak di dalam.
·      Tempatkan dalam kantong tertutup.
3.      Melepaskan kacamata pelindung.
4.      Melepaskan tutup kepala dan buang dalam kantong tertutup.
5.      Melepaskan kedua masker.
6.      Melepaskan clemek plastik/ apron dan buang dalam kantong tertutup.
7.      Melepaskan sepatu pelindung.
8.    Melepaskan sarung tangan dalam, bagian luar sarung tangan tidak boleh menyentuh kulit. Buang dalam kantong tertutup. Tempatkan kantong tersebut dalam kointainer buangan sisa.
9.      Mencuci tangan sesuai prosedur (6 langkah cuci tangan).

Kita perlu memahami prosedur-prosedur di atas dengan tujuan untuk mencegah risiko kontaminasi pada personel yang terlibat dalam preparasi, transportasi, penyimpanan dan pemberian obat sitostatika. Potensial paparan pada petugas pemberian sitostatika telah banyak diteliti. Petugas farmasi yang bertugas pada handling sitostatika tanpa perlindungan yang memadai menunjukkan aktivitas mutagenik yang signifikan lebih besar dari pada control subject. Selain untuk melindungi petugas dan lingkungan dari keterpaparan obat kanker, preparasi obat sitostatika secara aseptis (handling citotoxic) diperlukan untuk melindungi produk dari kontaminasi mikroba dengan teknik aseptis, melindungi personal dan lingkungan yang terlibat dari exposure bahan berbahaya.


Sekian sharing saya pada kesempatan ini, terimakasih .Semoga bermanfaat ….. :)

DAFTAR PUSTAKA


Bakti Husada, 2009, Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Gale Daniele, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, EGC, Jakarta, 2000.
R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta :
            EGC ; 1997.
Sarce, 2009, Proteksi Diri Perawat dalam Pemberian Sitostatika di Rumah Sakit Umum Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara, Artikel Riset Keperawatan, Universitas Diponegoro, Semarang.
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar